Semua berawal
dari balik kaca, aku melihat. Sepasang mata yang kini terus
menari-nari didalam pikiran. Indah, tapi menyakitkan. Dua cermin
perasaan yang kini berubah menjadi dua pisau tajam.
Dari balik
kaca, aku menatap. Sesimpul senyum seolah penuh harapan. Seurai tawa
lepas seakan mampu menutupi butiran air mata yang akan dilemparkan
begitu saja.
Dari balik
kaca, aku melihat. Satu kepalsuan ditengah ribuan kebenaran mampu
membuat orang yang dulu begitu nyata kini hanya menjadi bayangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar