Senin, 24 Juni 2013

straight way



Aku merindukanmu ? Ya, aku memang merindukanmu. Tapi sebentar, mungkin maksudku aku merindukan kamu yang dulu. Kita yang dulu. Semua tentang kita yang dulu. Jika sekarang ada pilihan untuk kembali bersamamu, aku mungkin memilih untuk terus berjalan lurus. Aku memang menginginkan kesempatan untuk kembali. Tapi bukan hanya sekedar kembali bersamamu. Yang aku inginkan kembali bersamamu dikeadaan yang dulu. Aku merindukan saat-saat bersamamu yang dulu, bersama dirimu yang dulu. Aku merindukan mata itu. Mata tajam yang mengisyaratkan  perasaan saat pertama kita bertemu. Aku juga merindukan senyum itu. Senyum penuh kehangatan yang selalu menyapa hari-hariku. Dulu. Bahkan, aku merindukan genggaman itu. Genggaman penuh kepastian yang mempertemukan jari-jari kita menjadi satu. Aku menginginkan semua itu kembali. Tetapi yang aku tahu, aku hanya dapat menemui semua itu pada dirimu yang dulu. Karena itu aku memutuskan untuk terus berjalan lurus. Aku bukan melupakanmu, hanya menyisihkanmu ke sudut gelap otakku. Aku tidak berhenti mencintaimu, hanya saja aku berhenti menunjukkannya padamu. Aku tidak membuang kenangan kita yang lalu, aku hanya memindahkannya ke ruang yang lebih dalam lagi dihatiku. Aku bukan meninggalkanmu, aku hanya berada sedikit lebih jauh darimu sehingga tidak lagi menjadi alasanmu untuk tersenyum. Ya, sekarang aku berada sedikit lebih jauh darimu. Tidak lagi disampingmu. Yang tersisa dariku yang selalu ada disampingmu kini hanyalah doaku kepada Tuhan untukmu. Doa yang selalu kuucapkan dan selalu kusertakan namamu didalamnya. Doa yang kuharap dapat menyampaikan rasa rinduku padamu. Rindu yang setiap hari semakin menyesakkan dadaku. Rindu yang setiap saat meracuni setiap sudut otakku untuk sekedar memikirkanmu. Tapi untuk mengatakannya padamu, kurasa tidak. Aku cukup menyampaikannya lewat doa. Mengatakan padamu hanya akan merusak kebahagiaanmu sekarang. Sedangkan, aku hanya ingin melihatmu bahagia. Melihatmu bahagia melupakanku. Melihat kini setiap tawa bahagiamu menghapus kenangan tentangku. Melihat setiap langkahmu kini menyisakan jarak yang semakin jauh antara kau dan aku. Jarak yang semakin membutakan pandangan mataku padamu, tapi tidak perasaanku untukmu. Jadi, terus berjalan lurus memang pilihanku. Berjalan lurus dengan cinta untukmu dan segala kesakitan yang menyertainya disampingku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar